Jumat, 10 Juni 2022

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid di SMA N 1 Boyolali

                                            PROGRAM/ KEGIATAN KO-KURIKULER

 “LITERASI MEMBACA KITAB SUCI”

SMA NEGERI 1 BOYOLALI

TAHUN 2022

 

 

Peristiwa/ Fact

 

A.    Latar Belakang

Deskripsi singkat untuk Aksi Nyata modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid yang sudah Saya lakukan bersama murid yaitu melaksanakan sebuah program ko-kurikuler dengan nama Literasi Membaca Kitab Suci”. Program ini dari, oleh dan untuk siswa. Saya selaku guru dan pihak sekolah hanya memfasilitasi agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini untuk memperdalam program intrakurikuler khususnya mata pelajaran Agama (Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha) dan umumnya pada mata pelajaran lainnya seperti Biologi, Kimia, Fisika (KI 1. Spriritual). Program ini juga bisa dikaitkan dengan modu-modul sebelumnya seperti pada modul 2.3 Kompetensi Sosial Emosional, Modul 1.1 Filosofi Pemikiran KHD, profil pelajar Pancasila dan modul lainnya. Kegiatan literasi ini dilaksanakan sebelum pelajaran jam pertama dimulai, ada alokasi waktu 15 menit anak-anak berliterasi membaca kitab suci sesuai dengan agama masing-masing di dalam kelas. Diharapkan dengan mengawali kegiatan ini, murid akan lebih focus saat mengikuti pembelajaran. Saya juga menghubungkan hal tersebut dengan latar belakang tentang situasi yang dihadapi Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Ada  beberapa karakteristik, diantaranya adalah: Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, hingga berkemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.

Salah satu kompetensi yang wajib dikembangkan oleh sekolah dan dikuasai oleh siswa adalah Kompetensi inti 1 yang berbunyi : “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya” dengan indikator sebagai berikut:

1.1     Mensyukuri perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa

1.2     Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bentuk dan kedaulatan Negara Republik Indonesia sesuai dengan makna pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD negara Republik Indonesia Tahun 1945

1.3     Menghormati keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di masyarakat sebagai pemberian Tuhan Yang Maha Esa

1.4     Menunjukkan perilaku orang beriman dalam mencintai tanah air dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

 

B.     Alasan melakukan aksi nyata

Alasan mengapa melaksanakan Aksi Nyata program ko-kurikuler literasi membaca kitab suci tersebut yaitu dalam rangka mewujudkan kompetensi inti untuk menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (Intrakurikuler). Aksi nyata ini juga untuk mengimplementasikan serta mendukung pengelolaan program yang berdampak pada murid, mempromosikan suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan murid (ownership).

 

C.     Tujuan Kegiatan Ko-kurikuler

Literasi Membaca Kitab Suci di SMA Negeri 1 Boyolali  untuk memperdalam/ pengayaan kegiatan intrakurikuler  dengan tujuan sebagai berikut :

1.      Meningkatkan kompetensi iman dan taqwa siswa.

2.      Membentuk karakter cinta terhadap kita suci masing-masing agama.

3.      Meningkatkan intensitas interaksi dengan kitab suci, Islam membaca Al Quran, Kristen membaca Injil, Katolik membaca Injil, Budha membaca Tri Pitaka, Hindu membaca Weda

 

D.  Waktu Pelaksanaan

Literasi  Membaca Kitab Suci di SMA Negeri 1 Boyolali dilaksanakan pada jam efektif, kurang lebih selama 15 menit di dalam kelas sebelum jam pertama dimulai. 

Hasil dari Aksi Nyata literasi membaca kitab suci yang sudah dilakukan dapat Saya jelaskan melalui foto-foto dan link video pendukung berikut ini :

Foto/ gambar 1


 Foto/ gambar 2



 Foto/ gambar 3



 

Ket : ketiga foto diatas tentang voice, choice dan ownership murid beragama Islam :

1. Usulan dari murid (voice) agar kegiatan literasi dimulai dengan pembuatan kelompok  

2. Siswa ada yang memilih (choice) sebagai mentor dan mentee di kelas

3. Hasil karya murid (kepemilikan) berupa setting kelas sesuai harapan mereka

Link video literasi membaca kitab suci Al-Qur’an untuk murid yang beragama Islam

https://youtu.be/DmXfZ8MH9Dg


 

 Foto/ gambar 4

 


 Ket voice, choice dan ownership murid beragama Katholik :

1. Usulan dari murid (voice) agar kegiatan literasi dimulai dengan menyanyikan lagu pembuka 

2. Siswa ada yang memilih (choice) sebagai pemimpin bagi teman lain dalam membaca Injil

3. Hasil karya murid (kepemilikan) berupa resume saat melaksanakan kegiatan yang ditempel di

    madding kelas

 

Link video literasi membaca kitab suci Injil untuk murid yang beragama Katholik https://youtu.be/J6_ltN35ceo


 

Foto/ gambar 5


  Ket voice, choice dan ownership murid beragama Hindu:

1. Usulan dari murid (voice) agar kegiatan literasi dimulai dengan sembahyang 

2. Siswa ada yang memilih (choice) sebagai pemimpin bagi teman lain di kelas

3. Hasil karya murid (kepemilikan) berupa resume ditempel di kelas

 

Link video literasi membaca kitab suci Weda untuk murid yang beragama Hindu

https://youtu.be/5zjxEelUs9Y



 Link video testimony murid setelah melaksanakan praktik literasi membaca kitab suci

https://youtu.be/8MocFVkWVmY



 Perasaan/ Feeling

Perasaan ketika atau setelah menjalankan Aksi Nyata modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Perasaan Saya sangat senang dan bangga, bahwa murid dapat mengambil peran, berinisiatif  terhadap program sesuai dengan suara, pilihan dan kepemilikan mereka sendiri. Murid dapat menjadi pemimpin untuk mengelola kegiatan literasi membaca kitab suci di kelas, mereka berlatih menjadi pemimpin dalam pembelajaran.

Link video gambaran feeling Saya dalam melaksanakan program literasi ini

https://youtu.be/Ftu62SxhBqI



 Pembelajaran/ Finding

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi (baik dari kegagalan maupun keberhasilan). Dalam aksi nyata program ko-kurikuler literasi membaca kitab suci di SMA N 1 Boyolali ini, pembelajaran/ finding bahwa siswa mampu menemukan banyak sekali ide, gagasan dan daya kreatif yang berasal dari murid sendiri. Hal inilah keuntungan terbentuknya komunitas sekolah membangun suasana yang menghargai murid, mendengarkan murid, komunikasi dengan murid dengan baik dan lancar, dan menjadikan  murid sebagai pemimpin yang dapat mengelola program sekolah yang berdampak bagi mereka. Murid tergerak merasa memiliki kepedulian terhadap kegiatan di sekolah. Keberhasilan program ini ditentukan oleh partisipasi aktif oleh murid sendiri, program dari, oleh dan untuk murid. Merekalah yang menjaga bagaimana program ini dapat berjalan dengan baik, sehingga terasa dampak positif dari pelaksanaan kegiatan ini.

 Penerapan ke Depan/ Future

Apabila murid mempunyai gagasan, keinginan, semangat melakukan kegiatan program literasi membaca kitab suci ini, murid akan timbul rasa tanggung jawab, kecintaan terhadap kitab suci sesuai agama mereka masing-masing. Dari perubahan yang kecil ini, ke depan murid akan mempunyai bekal hidup dengan menjadi pribadi/ insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang salah satunya yaitu dengan senantiasa melakukan refleksi, baik oleh murid sendiri maupun segenap warga sekolah yang lain. Adanya refleksi akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari program ini. Murid terlibat dan berkontribusi secara aktif terhadap program literasi membaca kitab suci di SMA N 1 Boyolali. Demikian aksi nyata ini Saya buat semoga bermanfaat. Terima kasih.

 

 


Foto/ gambar 1

Kamis, 26 Mei 2022

Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

AKSI NYATA  MODUL  3.2

Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Oleh : Joko Maryanto

(CGP Angkatan 4_Boyolali)

 

A.     Rancangan Aksi Nyata Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di Kelas X MIPA 6

Rancangan untuk aksi nyata ini akan Saya implementasikan di kelas X MIPA 6, SMA N 1 Boyolali. Seperti yang sudah Saya tulis dalam koneksi antar materi di modul 3.2, bahwa melalui pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) yaitu memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif di kelas untuk pembelajaran yang berpusat pada murid.

Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Bahwa dalam pengelolaan aset di kelas, sebagai pemimpin pembelajaran harus menerapkan pemikiran yang berbasis asset atau asset based thinking. Apa pentingnya berfikir berbasis asset. Dengan  berfikir berbasis aset maka kita bisa  fokus pada asset atau kekuatan, merangsang proses berpikir, merangsang otak ke arah kemajuan dan solusi, jika berfikir berbasis kekurangan, maka sebaliknya akan menghambat proses kemajuan, sehingga memunculkan banyak peluang, membuka jalan, membuka banyak kesempatan dan kekuatan sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai. Untuk rancangannya, Saya menggunakan model BAGJA sebagaimana yang sudah dipelajari dalam modul 1.3.

a. Latar belakang

(Apa yang mendasari Anda membuat rancangan tindakan ini?)

Sumber daya  atau aset adalah hal yang sangat mendukung kemajuan kelas, untuk itu saya sebagai guru harus bisa memetakan aset kelas, sehingga saya bisa memaksimalkan pemanfaatan aset guna mendukung pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas pendidikan.

b. Tujuan

(Apa dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini?)

Pemetaan dan pengelolaan  asset atau sumber daya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas pendidikan secara umum.

c. Tolok Ukur

(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik?)

Evaluasi terhadap proses pelaksanaan aksi nyata.

d. Dukungan yang dibutuhkan

(Apa saja bahan, alat, atau pihak yang Anda butuhkan untuk menjalankan tindakan? Bagaimana Anda akan mendapatkannya?

 Untuk melaksanakan aksi nyata diperlukan kolaborasi  semua pihak di sekolah, sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah yaitu dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat, staf TU dan murid

e. Linimasa tindakan yang akan dilakukan

    Untuk melaksanakan aksi nyata saya menyusun prosedur BAGJA

1.      Buat  Pertanyaan  atau define : Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang dengan meminta  murid untuk menggali cita-cita dan harapan  tentang kelas impian mereka dengan menginventarisasi potensi dan kekuatan: -Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat kelas lebih menyenangkan? – bagaimana mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?

2. Ambil Pelajaran atau Discover:  Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi dengan menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur dengan mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan, contohnya: apa pengalaman menyenangkan yang pernah siswa alami?

3.      Gali Mimpi atau Dream: menanyakan ke siswa , menanyakan pendapat setiap angota kelas tentang pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang nyaman dan menyenangkan, contohnya: Seperti apa kelas yang menyenangkan ?bagaiaman perasaan kelas yang nyaman  dan menyenangkan 

4.      Jabarkan Rencana atau Design, membuat capaian yang realistis, misalnya apa langkah-langkah  untuk menyiapkan kelas yang nyaman dan menyenangkan, Bagaimana  pengaturan kelas  agar tetap nyaman dan menyenangkan

5.      Atur Eksekusi atau Deliver: menyusun tim kerja, misalnya  siapa saja yang terlibat dan apa saja peran masing-masing murid ?

 

 

 

 

Tahapan B-A-G-J-A

Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Judul : “Pengelolaan 7 aset guna menciptakan kelas yang menyenangkan”

Tempat : Kelas X MIPA 6

 

PRAKARSA

PERUBAHAN

Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya, Pengelolaan 7 aset guna menciptakan kelas yang menyenangkan

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan yang perlu dilakukan untuk menjawab pertanyaan

B-uat pertanyaan (Define)

ü  Meminta  murid untuk menggali cita-cita dan harapan  tentang kelas impian mereka dengan menginventarisasi potensi dan kekuatan aset kelas yang dimiliki: Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat kelas lebih menyenangkan? bagaimana mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan? Apa saja modal kelas X MIPA 6 dari 7 modal yang dimiliki?

1.      Modal Manusia

2.      Modal Fisik

3.      Modal Sosial

4.      Modal Finansial

5.      Modal Politik

6.      Modal Lingkungan/ Alam

7.      Modal Agama dan budaya

ü  Mengajak diskusi/ bertukar pengalaman murid X MIPA 6 di  SMA N 1 Boyolali akan pentingnya aset kelas.

A-mbil pelajaran (Discover)

Ø  Mengidentifikasi hal-hal yang diinginkan, contohnya: apa pengalaman menyenangkan yang pernah siswa alami?

ü  Mencari contoh nyata kelas yang nyaman untuk belajar, yang kreatif itu seperti apa, dengan wawancara, studi

ü  Survei lapangan, survey dengan wawancara pada ketua kelas X MIPA 6, Wali kelas.

G-ali mimpi (Dream)

Ø  menanyakan ke siswa , menanyakan pendapat setiap angota kelas tentang pendapat dan perasaan mereka tentang impian kelas yang nyaman dan menyenangkan, contohnya: Seperti apa kelas yang menyenangkan ?bagaimana perasaan kelas yang nyaman dan menyenangkan 

ü  Membuat gambaran/narasi diri memiliki kelas ideal yang nyaman untuk belajar.

ü  Memajangnya di kamar dan mengingatnya selama saya melakukan usaha-usaha selanjutnya

ü  Membuat deskripsi kelas yang indah dan nyaman

J-abarkan rencana (Design)

Ø  membuat capaian yang realistis, misalnya apa langkah-langkah  untuk menyiapkan kelas yang nyaman dan menyenangkan, Bagaimana  pengaturan kelas  agar tetap nyaman dan menyenangkan?

ü  Membuat catatan besar target yang akan dicapai per minggu dan memajangnya di kaca lemari

ü  Mebuat daftar pertanyaan kepada siswa untuk berdialog

Seperti : apa saja sikap/ pola pikir tentang kelas yang nyaman

A-tur eksekusi (Deliver)

Ø  menyusun tim kerja, misalnya  siapa saja yang terlibat dan apa saja peran masing-masing murid ?

ü  Mengajak murid yang memiliki keinginan yang sama untuk observasi kelas saya setiap 2 minggu sekali

ü  Bergabung grup Wa kelas

ü  Mebuat buku perkembangan kelas

 

 

B.      Aksi Nyata Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di Kelas X MIPA 6

Setelah membuat rancangan diatas, kemudian Saya mengimplementasikan dalam bentuk aksi nyata di kelas. Sebagai pemimpin pembelajaran Saya memetakan 7 aset atau modal utama dalam kelas X MIPA 6 untuk kepentingan dan kemajuan kelas. 7 aset atau sumber daya kelas tersebut antara lain: modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam, modal agama dan budaya. Aksi nyata ini Saya laksanakan pada hari Rabu, 25 Mei 2022 bertempat di kelas X MIPA 6. Dengan mengambil judul “Pengelolaan 7 aset guna menciptakan kelas yang menyenangkan”


Aset sumber daya manusia di kelas X MIPA 6 berupa murid yang cakap, berkarakter mulia, sehat jasmani dan rohani.

Dengan beberapa aset utama yang mendukung tersebut, maka Saya melaksanakan aksi nyata seperti diuraikan dalam rancangan BAGJA, sebagai berikut.

Video penjelasan kepada murid tentang “Pengelolaan 7 aset guna menciptakan kelas yang menyenangkan”.




Video testimony siswa setelah melaksanakan kegiatan. 

 Video siswa membuat pojok literasi sebagai salah satu cara membuat kelas yang menyenangkan. 


Demikian Aksi Nyata modul 3.2 tentang pemimpin pengelolaan sumber daya aset kelas X MIPA 6 yang Saya buat, terima kasih.




Selasa, 19 April 2022

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Dalam koneksi antar materi ini, Saya akan menyampaikan kesimpulan yang dikaitkan dengan pemahaman Saya dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Bahwa dalam pengambilan keputusan diharapkan berpusat kepada peningkatan pembelajaran yang berpihak pada murid. Ing ngarso sing tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri hadayani masih sangat relevan. Dengan slogan tersebut sebagai basic kita dalam mengambil keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang kita anut, nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati beberapa institusi seperti dari IBO Primary Years Program (PYP), mengenai sikap Murid: toleransi, rasa hormat, integritas, mandiri, menghargai, antusias, empati, keingintahuan, kreativitas, kerja sama, percaya diri dan  komitmen. Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF): cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran (amanah), diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka menolong dan gotong royong, percaya diri, kreatif dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, toleransi, kedamaian dan kesatuan. Nilai-nilai tersebut berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Klik link sesi praktik Coaching. https://youtu.be/O8BTd-OHzWk



    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan? Aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang diambil. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuanketerampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:

1.      memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)

2.      menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

3.      merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4.      membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

5.      membuat keputusan yang bertanggungjawab

Sebagai seorang profesional guru dihadapkan pada berbagai tanggung jawab yang harus dijalani, seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu dan membuat  konsentrasi menurun tajam, menjadi tidak sabar dalam menghadapi murid-murid yang beragam karakteristiknya,  kurang sabar saat berkomunikasi dengan orangtua murid, sering melupakan satu tanggung jawab karena fokus ditanggungjawab yang lainnya. Untuk menghadapi situasi yang kompleks tersebut guru membutuhkan  berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan  dalam mengelola kehidupan personal dan profesional masing-masing. Terlebih  ditengah pandemi COVID 19 ini  tantangan profesionalitas guru dalam pembentukan karakter unggul yakni 6 dimensi profil pelajar pancasila semakin tinggi, Inovasi di bidang teknologi yang berkembang pesat menjelang industri 4.0 jika tidak diimbangi dengan perkembangan sosial dan emosi  akan berpengaruh besar pada kehidupan murid dimasa mendatang. oleh karena itu PSE menjadi sangat penting bagi guru dan murid untuk dioptimalkan pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pertanyaan ini sangat menarik untuk dibahas. Karena bujukan moral vs dilema etika. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup.  Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti : 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term).

Tautan rekaman wawancara  https://drive.google.com/drive/folders/1nBPzIGPZekSYjdro9ZelFCV-lNxHX2R5.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Sebuah keputusan yang tetap akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Semua pihak yang terlibat akan merasakan manfaat yang positif karena keputusan yang diambil penuh dengan nilai-nilai kebaikan universal, sudah dianalisis yang mendalam terlebih dahulu. Dan pada akhirnya, pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Pengajaran diambil pembelajarannya. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya.

Video sosialisasi dengan rekan sejawat tentang materi pengambilan keputusan di SMA N 1 Boyolali.


Kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya, bahwa Keputusan harus bertanggungjawab. Dalam mengambil keputusan, dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah 1 : Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini?  Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? Langkah 4: Pengujian benar atau salah. Uji Legal, uji regulasi/standar professional, Uji Intuisi, uji Halaman  Depan Koran, dan uji panutan/idola. Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking, Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema. Langkah 8: Buat Keputusan. Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

Demikian koneksi antar materi  yang dapat Saya buat, semoga bermanfaat. Terima kasih.