Selasa, 19 April 2022

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Dalam koneksi antar materi ini, Saya akan menyampaikan kesimpulan yang dikaitkan dengan pemahaman Saya dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Bahwa dalam pengambilan keputusan diharapkan berpusat kepada peningkatan pembelajaran yang berpihak pada murid. Ing ngarso sing tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri hadayani masih sangat relevan. Dengan slogan tersebut sebagai basic kita dalam mengambil keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang kita anut, nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati beberapa institusi seperti dari IBO Primary Years Program (PYP), mengenai sikap Murid: toleransi, rasa hormat, integritas, mandiri, menghargai, antusias, empati, keingintahuan, kreativitas, kerja sama, percaya diri dan  komitmen. Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF): cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran (amanah), diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka menolong dan gotong royong, percaya diri, kreatif dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, toleransi, kedamaian dan kesatuan. Nilai-nilai tersebut berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Klik link sesi praktik Coaching. https://youtu.be/O8BTd-OHzWk



    Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan? Aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang diambil. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuanketerampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:

1.      memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)

2.      menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

3.      merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4.      membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

5.      membuat keputusan yang bertanggungjawab

Sebagai seorang profesional guru dihadapkan pada berbagai tanggung jawab yang harus dijalani, seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu dan membuat  konsentrasi menurun tajam, menjadi tidak sabar dalam menghadapi murid-murid yang beragam karakteristiknya,  kurang sabar saat berkomunikasi dengan orangtua murid, sering melupakan satu tanggung jawab karena fokus ditanggungjawab yang lainnya. Untuk menghadapi situasi yang kompleks tersebut guru membutuhkan  berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan  dalam mengelola kehidupan personal dan profesional masing-masing. Terlebih  ditengah pandemi COVID 19 ini  tantangan profesionalitas guru dalam pembentukan karakter unggul yakni 6 dimensi profil pelajar pancasila semakin tinggi, Inovasi di bidang teknologi yang berkembang pesat menjelang industri 4.0 jika tidak diimbangi dengan perkembangan sosial dan emosi  akan berpengaruh besar pada kehidupan murid dimasa mendatang. oleh karena itu PSE menjadi sangat penting bagi guru dan murid untuk dioptimalkan pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pertanyaan ini sangat menarik untuk dibahas. Karena bujukan moral vs dilema etika. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup.  Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti : 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term).

Tautan rekaman wawancara  https://drive.google.com/drive/folders/1nBPzIGPZekSYjdro9ZelFCV-lNxHX2R5.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Sebuah keputusan yang tetap akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Semua pihak yang terlibat akan merasakan manfaat yang positif karena keputusan yang diambil penuh dengan nilai-nilai kebaikan universal, sudah dianalisis yang mendalam terlebih dahulu. Dan pada akhirnya, pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Pengajaran diambil pembelajarannya. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya.

Video sosialisasi dengan rekan sejawat tentang materi pengambilan keputusan di SMA N 1 Boyolali.


Kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya, bahwa Keputusan harus bertanggungjawab. Dalam mengambil keputusan, dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah 1 : Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini?  Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? Langkah 4: Pengujian benar atau salah. Uji Legal, uji regulasi/standar professional, Uji Intuisi, uji Halaman  Depan Koran, dan uji panutan/idola. Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking, Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema. Langkah 8: Buat Keputusan. Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.

Demikian koneksi antar materi  yang dapat Saya buat, semoga bermanfaat. Terima kasih.



Senin, 18 April 2022

video

 video diseminasi 

https://youtu.be/V6qkRwESpuA