KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
Dalam koneksi antar materi ini, Saya
akan menyampaikan kesimpulan yang dikaitkan dengan pemahaman Saya dengan materi
pada modul-modul sebelumnya. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan
filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Bahwa dalam
pengambilan keputusan diharapkan berpusat kepada peningkatan pembelajaran yang
berpihak pada murid. Ing ngarso sing tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri
hadayani masih sangat relevan. Dengan slogan tersebut sebagai basic kita dalam
mengambil keputusan.
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang kita anut, nilai-nilai
kebajikan universal yang telah disepakati beberapa institusi seperti dari IBO
Primary Years Program (PYP), mengenai sikap Murid: toleransi, rasa hormat, integritas,
mandiri, menghargai, antusias, empati, keingintahuan, kreativitas, kerja sama,
percaya diri dan komitmen. Sembilan
Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF): cinta Tuhan dan segenap
ciptaanNYA, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran (amanah), diplomatis,
hormat dan santun, dermawan, suka menolong dan gotong royong, percaya diri,
kreatif dan pekerja keras, kepemimpinan dan keadilan, toleransi, kedamaian dan
kesatuan. Nilai-nilai tersebut berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan.
Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan
dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Klik link sesi praktik Coaching. https://youtu.be/O8BTd-OHzWk
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan? Aspek
sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang
diambil. Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah
pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh
seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai
aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional
bertujuan:
1. memberikan
pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
2. menetapkan dan
mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
3. merasakan dan
menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. membangun dan
mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
5. membuat keputusan
yang bertanggungjawab
Sebagai seorang
profesional guru dihadapkan pada berbagai tanggung jawab yang harus dijalani,
seringkali guru harus melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu dan
membuat konsentrasi menurun tajam, menjadi tidak sabar dalam menghadapi
murid-murid yang beragam karakteristiknya, kurang sabar saat
berkomunikasi dengan orangtua murid, sering melupakan satu tanggung jawab
karena fokus ditanggungjawab yang lainnya. Untuk menghadapi situasi yang
kompleks tersebut guru membutuhkan berbagai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dalam mengelola kehidupan personal dan profesional
masing-masing. Terlebih ditengah pandemi COVID 19 ini
tantangan profesionalitas guru dalam pembentukan karakter unggul yakni 6
dimensi profil pelajar pancasila semakin tinggi, Inovasi di bidang teknologi
yang berkembang pesat menjelang industri 4.0 jika tidak diimbangi dengan
perkembangan sosial dan emosi akan berpengaruh besar pada kehidupan murid
dimasa mendatang. oleh karena itu PSE menjadi sangat penting bagi guru dan
murid untuk dioptimalkan pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik? Pertanyaan ini sangat menarik untuk dibahas. Karena bujukan moral vs dilema
etika. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai
kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang,
kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan
penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma
yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti : 1.
Individu lawan masyarakat (individual vs
community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).
Tautan rekaman wawancara https://drive.google.com/drive/folders/1nBPzIGPZekSYjdro9ZelFCV-lNxHX2R5.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Sebuah keputusan yang tetap
akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman. Semua pihak yang terlibat akan merasakan manfaat yang positif karena
keputusan yang diambil penuh dengan nilai-nilai kebaikan universal, sudah
dianalisis yang mendalam terlebih dahulu. Dan pada akhirnya, pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita. Pengajaran diambil pembelajarannya. Seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa
depan murid-muridnya.
Video sosialisasi dengan rekan sejawat tentang materi pengambilan keputusan di SMA N 1 Boyolali.
Kesimpulan akhir
yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul-modul sebelumnya, bahwa Keputusan harus bertanggungjawab. Dalam mengambil keputusan, dilakukan dengan
beberapa tahapan. Langkah 1 : Apa nilai-nilai yang
saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini? Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang
relevan dengan situasi ini.Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data
yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi
tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa
berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi
tersebut? Langkah 4:
Pengujian benar atau salah. Uji Legal, uji regulasi/standar professional, Uji
Intuisi, uji Halaman Depan Koran, dan uji panutan/idola. Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar
lawan Benar. Langkah 6:
Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan
dipakai?Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking, Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking),Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking). Langkah 7:
Investigasi Opsi Trilema. Langkah 8:
Buat Keputusan. Langkah 9: Lihat
lagi Keputusan dan Refleksikan.
Demikian koneksi antar materi yang dapat Saya buat, semoga bermanfaat.
Terima kasih.