Senin, 10 Januari 2022

Aksi Nyata 1.4.a.10 Budaya Positif_Joko Maryanto_SMA N 1 Boyolali


LAPORAN HASIL  AKSI NYATA

MODUL 1.4 PENERAPAN BUDAYA POSITIF

Oleh : Joko Maryanto, S.Pd, M.Pd

PGP Angkatan 4 dari SMA N 1 Boyolali

 

I.       Latar Belakang

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menanamkan nilai dan budaya agar murid memiliki budi pekerti yang baik.

Untuk menanamkan nilai dan budaya kepada murid maka perlu menerapkan budaya positif di kelas dan sekolah. Kesadaran akan penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut reward dan punishment. Komunikasi yang dibangun masih satu arah, peran atau kontrol guru belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai hakim bagi murid. Bagaimana mendisiplinkan peserta didik bermula dari kesadaran, dan menumbuhkan motivasi intrinsik. Bagiamana disiplin dan budaya poisitif yang sudah ada dan menonjol dapat tumbuh dan berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Bagaimana Budaya positif di sekolah yang harus dikembangkan guru untuk mewujudkan karakter atau profil pelajar Pancasila. Serta bagaimana efektifitas komunikasi dua arah yang diciptakan dapat membantu menumbuhkan kesadaran murid agar menjadi pribadi yang berempati dan berbudaya disiplin positif.

 II.  Tujuan Aksi Nyata

Terwujudnya murid yang memiliki budi pekerti yang baik dengan menerapkan budaya positif.

2.    Merumuskan kesepakatan kelas menjadi keyakinan kelas.

III. Tolok Ukur

1.    Terwujudnya keyakinan kelas

2.    Penerapan segitiga restitusi dalam mengatasi siswa bermasalah

3.    Menerapkan peran kontrol sebagai manajer

4.    Menemukenali kebutuhan dasar murid

IV.  Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan

Budaya positif disekolah membantu mencapai visi sekolah impian, untuk mewujudkan visi sekolah impian kita harus pahami bahwa yang tampak dan dapat dilihat oleh kita dari budaya sekolah  apa yang ada disekitar kita seperti kegiatan belajar mengajar yang diterapkan, jam belajar, upacara sekolah, ekstrakurikuler, tata tertib sekolah, kebersihan sekolah  dan sebagainya yang dapat dilihat oleh kita. peran guru sebagai ujung tombak kualitas pendidikan di sekolah sangatlah penting

Dalam menciptakan budaya ajar yang baik, budaya positif di sekolah tidak berdiri sendiri. Karena dibutuhkan sinergitas antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam pembiasaan-pembiasaan positif yang diterapkan. Pembiasaan positif yang akan membudaya dan berakar. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi suatu kekuatan unuk menerapkan disiplin positif sekolah. Mengapa harus disiplin positif, karena semua aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk melahirkan mental-mental disiplin yang berdasarkan kesadaran individunya. Budaya positif lahir karena semua pemangku kepentingan sadar akan pentingnya taat terhadap sebuah aturan. Taat bukan karena ada konsekuensi dibalik semua itu, tapi pembiasaan bermula dari dalam diri. Mulai dari diri yang merupakan ciri dari motivasi intrinsik dimana karakter disiplin yang kuat akan terbentuk.

Bagaimana menumbuhkan budaya positif di kelas, sehingga menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi visi sekolah?. Kelas adalah miniatur dari sekolah, dan sekolah adalah miniatur dari bangsa. Bangsa yang berbudi pekerti baik serta berdisiplin positif bermula dari bangku-bangku di sekolah. Sehingga bagaimana menumbuhkan budaya positif adalah bermula dari kegiatan belajar mengajar di kelas dan upaya guru berinteraksi dengan murid.

Dalam aksi nyata ini, saya memulai dari:

1.    Menyusun perencanaan

2.    Menyampaikan rencana kegiatan aksi nyata kepada Bpk Kepala Sekolah

3.    Membuat keyakinan kelas X MIPA 6

4.    Melaksanakan segitiga restitusi di kelas  X MIPA 6 bagi siswa yang melanggar keyakinan kelas

5.    Menerapkan peran control sebagai manajer ketika melakukan restitusi

6.    Menemukenali kebutuhan dasar siswa yang melanggar keyakinan kelas

7.    Meminta murid membuat refleksi setelah mengikuti segitiga restitusi dan meminta umpan balik dari murid, rekan sejawat dan orang tua

8.    Berbagi pengalaman praktik baik dalam menerapkan budaya positif di kelas kepada teman guru

V. Hasil Aksi Nyata

1.               1. Menyusun perencanaan

Saya mengawali kegiatan aksi nyata ini dengan membuat perencanaan, mulai membuat latar belakang, tujuan dan linimasa. Mendata kelas dan murid untuk membuat kesepakatan kelas yang nantinya menjadi keyakinan kelas. COntoh sederhana bidaya positif yaitu murid dan guru sersama-sama membuat kesepakatan kelas, yang nantinya dilaksanakan bersama. Jika dalam pelaksanaannya ada pelanggaran, akan diterapkan segitiga restitusi.

 

2.    Menyampaikan rencana kegiatan aksi nyata kepada Bpk Kepala Sekolah, 4 Januari 2022

Setelah penyusunan rencana selesai, dilanjutkan dengan menyampaikan secara langsung kegiatan aksi nyata kepada Bpk Kepala Sekolah. Beliau sangat mendukung rencana ini, bahkan beliau meminta agar nanti bisa disosialisasikan kepada guru-guru lainnya tentang budaya positif di kelas. Hal yang berkaitan dengan budaya positif seperti, motivasi, kebutuhan dasar manusia, teori control dan restitusi.

 

3.    Membuat keyakinan kelas X MIPA 6, 5 Januari 2022

Isi keyakinan kelas yang telah dibuat yaitu;

1)    Taat terhadap tata tertib sekolah

2)    Menjaga kebersihan kelas

3)    Datang/ masuk kelas tepat waktu

4)    Hormat pada orang tua dan guru

5)    Berkomitmen terhadap setiap tugas

6)  Rutin dan tepat waktu dalam membayar kas kelas


Video membuat kesepakatan kelas 




Video membuat keyakinan kelas



Foto-foto




1.    Melaksanakan segitiga restitusi di kelas  X MIPA 6 bagi siswa yang melanggar keyakinan kelas

Scrib Video Menerapkan peran control sebagai manajer ketika melakukan restitusi

Pak Joko  : Jika kamu menyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?”

Reynald         : “Siaaaap Pak, Saya bersedia meyakininya.”

Pak Joko        : “Jika kamu memperbaikinya, apa rencana kamu untuk memperbaiki

                hal ini?”

Reynald         : “Saya berjanji untuk tidak terlambat masuk kelas lagi. Dan saya juga akan pakai  dasi Pak. Ke depan saya akan melaksanakan peraturan di SMA N 1 Boyolali ini dengan baik. Saya akan menjadi siswa yang disiplin Pak”. (dengan ekspresi wajah senyum dan ceria).

Pak Joko        : “Terima kasih mas Reynald, silakan duduk dan ikuti pelajaran Biologi hari ini dengan baik dan semangat.”

Video teori kontrol yang dilakukan guru sebagai manajer.


5.    Menemukenali kebutuhan dasar siswa yang melanggar keyakinan kelas

Guru menerapkan posisi control seperti teori Diane Gossen , yaitu menjadi seorang Manajer dalam kasus ini. Guru menerapkan Segitiga Restitusi : 1) Menstabilkan identitas, bahwa setiap orang dapat melakukan sebuah kesalahan). 2) Validasi tindakan yang salah, pasti kamu memiliki alasan kenapa melakukan hal tersebut. 3) Menanyakan nilai-nilai keyakinan, nilai-nilai apa yang sudah kita sepakati. Guru menanyakan apa yang dapat murid lakukan dengan restitusi.

6.      Meminta murid membuat refleksi setelah mengikuti segitiga restitusi dan meminta umpan balik dari murid, rekan sejawat dan orang tua, 17-21 Januari 2022

PERASAAN MURID MELAKUKAN PRAKTIK SEGITIGA RESTITUSI

Reynald : “Perasaan saya sangat puas setelah melakukan praktik segitiga restitusi ini. Bayangan saya bahwa saya terlambat datang masuk kelas dan tidak pakai dasi, pasti Pak guru akan marah-marah dan menghukum saya, misal disuruh berdiri di depan kelas atau disuruh lari mengitari lapangan. Tapi ternyata Pak Guru tidak demikian, sangat jauh dari kesan angker dan galak. Saya senang dengan posisi control beliau menerapkan diri sebagai manajer. Saya menjadi nyaman, saya sadar diri dan memiliki motivasi secara intrinsic untuk disiplin positif, dan berkomitmen ke depan menjadi siswa yang tertib mengikuti peraturan sekolah. Kalau besar nanti, saya ingin jadi Guru seperti Pak Joko. Semoga doa saya terkabul. Aamiin YRA”.

video

        


7. Berbagi pengalaman praktik baik dalam menerapkan budaya positif di kelas kepada teman guru




VI. Penutup

Demikian Laporan Aksi Nyata 1.4.a 10 ini saya buat, semoga bermanfaat. Terima kasih.