LAPORAN HASIL AKSI NYATA
MODUL 1.4 PENERAPAN BUDAYA POSITIF
Oleh : Joko Maryanto, S.Pd, M.Pd
PGP Angkatan 4 dari SMA N 1 Boyolali
I. Latar Belakang
Pendidikan adalah tempat
persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan
bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi
salah satu kunci utama untuk mencapainya. KHD menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menanamkan
nilai dan budaya agar murid memiliki budi pekerti yang baik.
Untuk menanamkan nilai dan budaya
kepada murid maka perlu menerapkan budaya positif di kelas dan sekolah. Kesadaran akan
penerapan disiplin masih berdasarkan motivasi ekstrinsik, dimana pembiasaan
positif yang diterapkan bukan disiplin positif, namun masih menganut reward dan
punishment. Komunikasi yang dibangun masih satu arah, peran atau kontrol guru
belum sampai pada tahap manajer melainkan sebagai hakim bagi murid. Bagaimana
mendisiplinkan peserta didik bermula dari kesadaran, dan menumbuhkan motivasi
intrinsik. Bagiamana disiplin dan budaya poisitif yang sudah ada dan menonjol
dapat tumbuh dan berkembang menjadi karakter semua warga sekolah. Bagaimana
Budaya positif di sekolah yang harus dikembangkan guru untuk mewujudkan
karakter atau profil pelajar Pancasila. Serta bagaimana efektifitas komunikasi
dua arah yang diciptakan dapat membantu menumbuhkan kesadaran murid agar
menjadi pribadi yang berempati dan berbudaya disiplin positif.
II. Tujuan Aksi Nyata
Terwujudnya murid yang memiliki budi pekerti yang baik dengan menerapkan budaya positif.
2. Merumuskan
kesepakatan kelas menjadi keyakinan kelas.
III. Tolok Ukur
1. Terwujudnya
keyakinan kelas
2. Penerapan
segitiga restitusi dalam mengatasi siswa bermasalah
3. Menerapkan
peran kontrol sebagai manajer
4. Menemukenali
kebutuhan dasar murid
IV. Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan
Budaya positif disekolah membantu
mencapai visi sekolah impian, untuk mewujudkan visi sekolah impian kita harus
pahami bahwa yang tampak dan dapat dilihat oleh kita dari budaya sekolah
apa yang ada disekitar kita seperti kegiatan belajar mengajar yang diterapkan,
jam belajar, upacara sekolah, ekstrakurikuler, tata tertib sekolah, kebersihan
sekolah dan sebagainya yang dapat dilihat oleh kita. peran guru sebagai
ujung tombak kualitas pendidikan di sekolah sangatlah penting
Dalam menciptakan budaya
ajar yang baik, budaya positif di sekolah tidak berdiri sendiri. Karena
dibutuhkan sinergitas antar semua pemangku kepentingan di sekolah dalam
pembiasaan-pembiasaan positif yang diterapkan. Pembiasaan positif yang akan
membudaya dan berakar. Sehingga budaya tersebut dapat menjadi suatu kekuatan
unuk menerapkan disiplin positif sekolah. Mengapa harus disiplin positif,
karena semua aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk melahirkan
mental-mental disiplin yang berdasarkan kesadaran individunya. Budaya positif lahir
karena semua pemangku kepentingan sadar akan pentingnya taat terhadap sebuah
aturan. Taat bukan karena ada konsekuensi dibalik semua itu, tapi pembiasaan
bermula dari dalam diri. Mulai dari diri yang merupakan ciri dari motivasi
intrinsik dimana karakter disiplin yang kuat akan terbentuk.
Bagaimana menumbuhkan
budaya positif di kelas, sehingga menjadi budaya positif di sekolah dan menjadi
visi sekolah?. Kelas adalah miniatur dari sekolah, dan sekolah adalah miniatur
dari bangsa. Bangsa yang berbudi pekerti baik serta berdisiplin positif bermula
dari bangku-bangku di sekolah. Sehingga bagaimana menumbuhkan budaya positif
adalah bermula dari kegiatan belajar mengajar di kelas dan upaya guru
berinteraksi dengan murid.
Dalam aksi nyata ini, saya
memulai dari:
1. Menyusun
perencanaan
2. Menyampaikan
rencana kegiatan aksi nyata kepada Bpk Kepala Sekolah
3. Membuat
keyakinan kelas X MIPA 6
4. Melaksanakan
segitiga restitusi di kelas X MIPA 6 bagi
siswa yang melanggar keyakinan kelas
5. Menerapkan
peran control sebagai manajer ketika melakukan restitusi
6. Menemukenali
kebutuhan dasar siswa yang melanggar keyakinan kelas
7. Meminta
murid membuat refleksi setelah mengikuti segitiga restitusi dan meminta umpan
balik dari murid, rekan sejawat dan orang tua
8. Berbagi
pengalaman praktik baik dalam menerapkan budaya positif di kelas kepada teman
guru
V.
Hasil Aksi Nyata
1. 1. Menyusun
perencanaan
Saya mengawali kegiatan aksi nyata ini dengan
membuat perencanaan, mulai membuat latar belakang, tujuan dan linimasa. Mendata
kelas dan murid untuk membuat kesepakatan kelas yang nantinya menjadi keyakinan
kelas. COntoh sederhana bidaya positif yaitu murid dan guru sersama-sama
membuat kesepakatan kelas, yang nantinya dilaksanakan bersama. Jika dalam
pelaksanaannya ada pelanggaran, akan diterapkan segitiga restitusi.
2. Menyampaikan
rencana kegiatan aksi nyata kepada Bpk Kepala Sekolah, 4 Januari 2022
Setelah penyusunan rencana
selesai, dilanjutkan dengan menyampaikan secara langsung kegiatan aksi nyata
kepada Bpk Kepala Sekolah. Beliau sangat mendukung rencana ini, bahkan beliau
meminta agar nanti bisa disosialisasikan kepada guru-guru lainnya tentang
budaya positif di kelas. Hal yang berkaitan dengan budaya positif seperti,
motivasi, kebutuhan dasar manusia, teori control dan restitusi.
3. Membuat
keyakinan kelas X MIPA 6, 5 Januari 2022
Isi keyakinan kelas yang telah dibuat yaitu;
1) Taat
terhadap tata tertib sekolah
2) Menjaga
kebersihan kelas
3) Datang/
masuk kelas tepat waktu
4) Hormat
pada orang tua dan guru
5) Berkomitmen terhadap setiap tugas
6) Rutin dan tepat waktu dalam membayar kas kelas
Video membuat kesepakatan kelas
Video membuat keyakinan kelas
1. Melaksanakan
segitiga restitusi di kelas X MIPA 6
bagi siswa yang melanggar keyakinan kelas
Scrib Video Menerapkan peran control sebagai manajer
ketika melakukan restitusi
Pak Joko : Jika kamu menyakininya, apakah kamu
bersedia memperbaikinya?”
Reynald : “Siaaaap Pak, Saya bersedia
meyakininya.”
Pak Joko : “Jika kamu memperbaikinya, apa rencana
kamu untuk memperbaiki
hal ini?”
Reynald : “Saya berjanji untuk
tidak terlambat masuk kelas lagi. Dan saya juga akan pakai dasi Pak. Ke depan saya akan melaksanakan peraturan
di SMA N 1 Boyolali ini dengan baik. Saya akan menjadi siswa yang disiplin
Pak”. (dengan ekspresi wajah senyum dan ceria).
Pak Joko : “Terima kasih mas Reynald, silakan
duduk dan ikuti pelajaran Biologi hari ini dengan baik dan semangat.”
5. Menemukenali
kebutuhan dasar siswa yang melanggar keyakinan kelas
Guru menerapkan posisi control seperti teori Diane
Gossen , yaitu menjadi seorang Manajer dalam kasus ini. Guru menerapkan
Segitiga Restitusi : 1) Menstabilkan identitas, bahwa setiap orang dapat
melakukan sebuah kesalahan). 2) Validasi tindakan yang salah, pasti kamu memiliki alasan kenapa
melakukan hal tersebut. 3) Menanyakan nilai-nilai keyakinan, nilai-nilai apa
yang sudah kita sepakati. Guru menanyakan apa yang dapat murid lakukan dengan
restitusi.
6. Meminta
murid membuat refleksi setelah mengikuti segitiga restitusi dan meminta umpan
balik dari murid, rekan sejawat dan orang tua, 17-21 Januari 2022
PERASAAN MURID MELAKUKAN PRAKTIK
SEGITIGA RESTITUSI
7. Berbagi pengalaman praktik baik dalam menerapkan budaya positif di kelas kepada teman
guru
VI. Penutup
Demikian
Laporan Aksi Nyata 1.4.a 10 ini saya buat, semoga bermanfaat. Terima kasih.